Lingkungan dan Budaya Organisasi

 Lingkungan dan Budaya Organisasi

Pendahuluan

Organisasi bisnis tidak lagi dapat beroperasi secara terisolasi di era globalisasi yang semakin berkembang. Mereka perlu memahami dan beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis, baik di dalam maupun di luar mereka. Lingkungan internal terdiri dari budaya organisasi, struktur, sumber daya manusia, dan proses yang terjadi di dalam perusahaan. Lingkungan eksternal terdiri dari hal-hal seperti politik, ekonomi, sosial, teknologi, hukum, dan lingkungan alam yang dapat memengaruhi kegiatan bisnis.

Untuk bertahan dan berkembang, bisnis harus memahami lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal menentukan kekuatan dan kelemahan organisasi, sedangkan lingkungan eksternal dapat menciptakan peluang dan ancaman bagi bisnis. Organisasi dapat membuat keputusan yang tepat dan membuat strategi yang efektif jika mereka dapat memahami kedua lingkungan ini dengan baik.

Organisasi bisnis juga harus memahami konteks global karena dunia sedang berkembang. Ini mencakup peraturan, tren ekonomi, budaya, dan praktik bisnis yang berbeda di berbagai negara. Organisasi yang memiliki pemahaman tentang lingkungan internasional dapat lebih mudah menemukan peluang pasar baru, mengatasi masalah lintas budaya, dan mematuhi peraturan internasional yang berlaku. 

Sebaliknya, aktivitas bisnis sangat dipengaruhi oleh budaya organisasi. Budaya organisasi terdiri dari set prinsip, kepercayaan, dan kebiasaan yang dianut oleh semua orang yang bekerja di dalam organisasi. Perilaku, komunikasi, dan pengambilan keputusan di perusahaan dipengaruhi oleh budaya ini. Sangat penting untuk memahami budaya perusahaan untuk memastikan hasil yang baik, membangun kepercayaan, dan menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan.


Pembahasan

ORGANISASI BISNIS SEBAGAI BAGIAN DARI LINKUNGAN

Organisasi sebagai kumpulan orang-orang tidak dapat dilepaskan dari lingkungan, karena pada dasarnya organisasi juga merupakan bagian dari lingkungan dan masyarakat, sebagai contoh : sebuah keluarga atau rumah merupakan bagian dari lingkungan Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), hingga lingkungan yang lebih besar lagi. Sebuah perusahaan atau organisasi bisnis yang beroperasi di sebuah lingkungan tidak dapat menafikan bahwa selain kegiatan bisnis yang dikelolanya, organisasi tersebut juga terlibat dengan lingkungan di sekitar organisasi.

Pada praktiknya perusahaan barangkali perlu memikirkan untuk merekrut tenaga kerja dengan memprioritaskan masyarakat di sekitar perusahaan tersebut beroperasi. Selain sebagai tanggung jawab sosial, juga sebagai upaya untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Organisasi tidak dapat mengabaikan bahwa mereka merupakan bagian dari lingkungan.

Organisasi harus mampu menyesuaikan diri dengan cepat dengan lingkungan bisnis yang dinamis dan kompetitif. Memahami lingkungan internal dan eksternal organisasi sangat penting karena keduanya sangat memengaruhi keberhasilan dan keberlanjutan bisnis.

Faktor-faktor yang berasal dari dunia luar, seperti politik, ekonomi, sosial, teknologi, hukum, dan lingkungan alam, termasuk perubahan kebijakan pemerintah, perubahan tren sosial, kemajuan teknologi, peraturan baru, atau bencana alam, dapat memengaruhi operasi bisnis.

Organisasi dapat mengidentifikasi peluang dan ancaman saat ini dengan memahami secara menyeluruh lingkungan internal dan eksternal mereka. Mereka juga dapat melakukan evaluasi kekuatan dan kelemahan internal mereka. Dalam proses membuat strategi bisnis yang berhasil, data ini sangat bermanfaat.

Kemampuan untuk menganalisis dan memprediksi perubahan yang mungkin terjadi adalah komponen penting dalam memahami lingkungan organisasi. Bisnis yang mampu mengantisipasi perubahan dengan cepat akan memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan pesaing mereka. Untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada, organisasi yang mampu melakukan ini akan lebih siap untuk menghadapi dinamika bisnis dan memastikan keberlanjutan usaha mereka.

Lingkungan Internal

Semua elemen yang ada di dalam perusahaan disebut lingkungan internal, yang mencakup budaya organisasi, struktur organisasi, sumber daya manusia, dan proses bisnis. Sangat penting untuk memahami lingkungan internal untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan organisasi serta untuk membuat strategi yang efektif.

1. Budaya Organisasi

  • Nilai Inti: Nilai-nilai seperti pelayanan prima, integritas, atau inovasi berfungsi sebagai pedoman perilaku dan pengambilan keputusan dalam organisasi. Setiap anggota organisasi harus menekankan dan menerapkan nilai-nilai ini secara teratur.
  • Norma: Aturan tidak tertulis yang mengatur perilaku yang diterima dan tidak diterima di perusahaan. Norma-norma ini dapat membantu menjaga lingkungan kerja tetap teratur dan damai.
  • Simbol dan ritual: Logo, acara tahunan, atau gaya berpakaian yang mencerminkan budaya organisasi Rasa memiliki dan kebanggaan karyawan terhadap organisasi dapat ditingkatkan dengan simbol dan ritual ini.
  • Kepemimpinan: Peran dan gaya kepemimpinan pemimpin dalam membentuk dan memperkuat budaya organisasi. Pemimpin yang baik dapat menjadi teladan dan memotivasi karyawan untuk mewujudkan budaya tersebut.

2. Struktur Organisasi

  • Pembagian Tugas: Ada pembagian tugas yang jelas antara karyawan dan departemen. Hal ini dapat membuat pekerjaan lebih efisien dan menghindari tumpang tindih.
  • Alur Komunikasi: Dalam organisasi, ada jalur komunikasi formal dan informal. Komunikasi yang lancar dan terbuka dapat membantu koordinasi dan pengambilan keputusan yang lebih baik.
  • Hierarki Otoritas: menunjukkan siapa yang memiliki kendali dan keputusan tertinggi dalam organisasi. Jika terlalu birokratis, hierarki yang jelas dapat membantu dalam pengawasan dan akuntabilitas, tetapi juga dapat memperlambat proses.
  • Sentralisasi atau desentralisasi: Seberapa banyak sentralisasi atau desentralisasi dalam pengambilan keputusan. Sentralisasi dapat memastikan konsistensi, sementara desentralisasi dapat membuat pengambilan keputusan lebih fleksibel dan cepat.
3. Sumber Daya Manusia

  • Kompetensi dan keterampilan: Kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki oleh karyawan Sumber daya manusia yang terampil dan berkompeten dapat memberi perusahaan keunggulan dibandingkan dengan pesaingnya.
  • Pelatihan dan Pengembangan: Program pelatihan dan pengembangan dapat membantu karyawan meningkatkan keterampilan mereka dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan baru. Program ini dapat meningkatkan produktivitas dan mempertahankan bakat terbaik dalam perusahaan.
  • Motivasi dan kepuasan kerja: Karyawan yang termotivasi dan puas dengan pekerjaan mereka cenderung lebih produktif dan setia kepada perusahaan. Faktor-faktor ini termasuk kompensasi, lingkungan kerja, dan peluang pengembangan karier.
  • Manajemen Kinerja: Sistem evaluasi dan penghargaan untuk mendorong kinerja yang baik. Manajemen kinerja yang baik dapat membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan karyawan serta memberikan insentif untuk terus meningkatkan kinerja mereka.

4. Proses Bisnis

  • Alur kerja: kumpulan langkah yang harus dilakukan dalam proses produksi atau penyediaan layanan. Alur kerja yang efektif dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas.
  • Sistem dan Teknologi: Perangkat lunak, sistem informasi, dan teknologi yang digunakan dalam operasi perusahaan Otomasi, analisis data, dan pengambilan keputusan yang lebih baik dapat dicapai melalui penggunaan teknologi yang tepat.
  • Standarisasi: Tingkat standarisasi proses bisnis untuk memastikan konsistensi dan kualitas. Ini dapat membantu menemukan dan memperbaiki inefisiensi proses.
  • Efisiensi dan Produktivitas: Upaya untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi melalui proses bisnis yang diperbarui, seperti lean manufacturing atau reengineering. Ini dapat mengurangi pemborosan dan meningkatkan daya saing perusahaan.
Lingkungan Eksternal

Dalam kegiatan operasional, perusahaan berhadapan dan senantiasa beruhasa untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan-lingkungan yang terkait langsung atau lingkungan mikro perusahaan dan lingkungan yang tidak terkait langsung atau lingkungan makro perusahaan.

A. Lingkungan Eksternal Mikro

Faktor-faktor yang disebut "lingkungan eksternal mikro" berkaitan langsung dengan operasi bisnis dan berdampak langsung pada perusahaan. Faktor-faktor ini termasuk:

1. Pemasok

  • Ketersediaan bahan baku: Kelancaran produksi bergantung pada ketersediaan bahan baku yang cukup dan berkualitas tinggi. Jika ada gangguan pasokan, perusahaan harus membangun hubungan yang baik dengan pemasok dan memiliki rencana alternatif.
  • Harga Bahan Baku: Perusahaan harus mengamati perubahan harga bahan baku karena dapat mempengaruhi biaya produksi dan keuntungan.
  • Ketergantungan pada pemasok: Ketergantungan pada satu atau beberapa pemasok utama meningkatkan risiko gangguan pasokan dan memberi pemasok lebih banyak kekuatan untuk bernegosiasi.
2. Pelanggan

  • Preferensi dan perilaku pelanggan: Mengetahui kebutuhan, preferensi, dan perilaku pelanggan sangat penting untuk membuat produk atau layanan yang tepat dan strategi pemasaran yang efektif.
  • Loyalitas pelanggan: Menjaga pelanggan lama adalah penting untuk menjamin pendapatan yang stabil dan mengurangi biaya pemasaran untuk menarik pelanggan baru.
  • Konsentrasi Pelanggan: Kehilangan salah satu pelanggan utama dapat berdampak besar pada pendapatan jika bisnis sangat bergantung pada sedikit pelanggan besar.
3. Pesaing

  • Strategi Pesaing: Untuk mempertahankan keunggulan kompetitif, perusahaan harus mengamati strategi pemasaran, penetapan harga, dan inovasi produk pesaing.
  • Kekuatan dan kelemahan pesaing: Analisis kekuatan dan kelemahan pesaing dapat membantu bisnis menemukan peluang dan ancaman.
  • Intensitas Persaingan: Persaingan yang intens dapat menghambat marjin keuntungan dan memaksa bisnis untuk mengembangkan dan meningkatkan efisiensi.
4. Mitra Bisnis

  • Hubungan dengan distributor: Memiliki hubungan yang baik dengan distributor dapat membantu Anda mendapatkan lebih banyak penjualan dan masuk ke pasar baru.
  • Kemitraan strategis: Sumber daya, teknologi, atau keterampilan baru dapat diperoleh melalui kerja sama strategis dengan perusahaan lain.
  • Pengelolaan rantai pasokan: Berkolaborasi dengan mitra bisnis dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya logistik.
B. Lingkungan Eksternal Makro

Faktor-faktor dalam lingkungan eksternal makro meliputi bidang yang lebih luas dan tidak terkait langsung dengan operasi bisnis, tetapi tetap berdampak besar pada perusahaan. Faktor-faktor ini meliputi:

1. Faktor Politik dan Hukum

  • Stabilitas politik: Ketidakstabilan politik dapat menimbulkan risiko dan ketidakpastian, sedangkan keadaan politik yang stabil dan menguntungkan untuk investasi dapat mendorong pertumbuhan bisnis.
  • Kebijakan Pemerintah: Kebijakan yang berkaitan dengan perdagangan, investasi, fiskal, dan moneter dapat berdampak pada biaya operasional, akses pasar, dan iklim investasi.
  • Peraturan dan Undang-undang: Praktik bisnis perusahaan dapat dibatasi atau dimudahkan oleh undang-undang ketenagakerjaan, lingkungan, anti-monopoli, dan perlindungan konsumen.
2. Faktor Ekonomi

  • Pertumbuhan ekonomi: Ketika ekonomi berkembang lebih cepat, konsumen memiliki lebih banyak uang untuk membeli barang dan jasa. Ketika ini terjadi, bisnis memiliki peluang untuk meningkatkan penjualan mereka.
  • Inflasi: Jika inflasi tinggi, biaya operasional seperti upah, bahan baku, dan energi meningkat, yang dapat mengurangi keuntungan bisnis.
  • Suku bunga: Suku bunga rendah dapat mendorong ekspansi bisnis, tetapi suku bunga tinggi dapat meningkatkan biaya pinjaman dan mengurangi minat investasi.
  • Nilai tukar mata uang: Perubahan nilai tukar mata uang dapat berdampak pada biaya impor dan ekspor, serta keuntungan bisnis yang beroperasi di luar negeri.
3. Faktor Sosial dan Budaya

  • Demografi: Perubahan demografi seperti usia, jenis kelamin, atau etnis masyarakat dapat berdampak pada permintaan untuk barang atau jasa tertentu dan strategi pemasaran yang tepat.
  • Gaya hidup: Perubahan dalam gaya hidup masyarakat, seperti tren kesehatan, kepedulian lingkungan, atau preferensi konsumsi, dapat memengaruhi permintaan dan desain produk atau layanan.
  • Nilai-nilai Budaya: Nilai-nilai masyarakat dapat memengaruhi perilaku dan preferensi pelanggan serta praktik bisnis yang diterima.
  • Tren sosial: Gaya hidup modern, penggunaan media sosial, dan kepedulian terhadap masalah sosial dapat membuat peluang atau menghalangi bisnis. 
4. Faktor Teknologi
  • Inovasi teknologi: Teknologi seperti kecerdasan buatan, internet of things, atau blockchain dapat mengubah cara bisnis beroperasi, membuat produk atau layanan baru, dan meningkatkan efisiensi.
  • Teknologi Aksesibilitas: Bagaimana masyarakat dapat menggunakan teknologi seperti internet, ponsel, dan media digital dapat memengaruhi strategi pemasaran dan penjualan.
  • Kecepatan perubahan teknologi: Karena siklus hidup teknologi semakin cepat, organisasi harus terus beradaptasi dan berinovasi untuk tetap relevan di pasar.
5. Faktor Lingkungan Alam
  • Bencana Alam: Bencana seperti banjir, gempa bumi, atau kebakaran hutan dapat sangat mengganggu bisnis, rantai pasokan, dan permintaan produk atau jasa.
  • Perubahan iklim: Pemanasan global dan perubahan iklim dapat memengaruhi ketersediaan sumber daya alam, pola cuaca, dan pola konsumsi energi, yang mendorong bisnis untuk mengadopsi praktik yang lebih ramah lingkungan.
  • Regulasi lingkungan: Peraturan tentang emisi, pengelolaan limbah, atau konservasi sumber daya alam dapat meningkatkan biaya operasional tetapi juga mendorong inovasi dan tindakan bisnis yang lebih berkelanjutan.

Lingkungan Internasional dan Kegiatan Bisnis
Bisnis di era globalisasi sekarang tidak dapat hanya beroperasi di dalam negeri. Mereka perlu memahami bagaimana kegiatan bisnis mereka dipengaruhi oleh konteks global. Perbedaan budaya adalah komponen penting dalam memahami lingkungan internasional karena mencakup banyak hal, seperti perbedaan budaya, praktik bisnis, peraturan, dan tren ekonomi di antara negara-negara yang berbeda.

Semua budaya memiliki norma, nilai, dan cara berkomunikasi yang berbeda. Untuk berhasil dalam bisnis internasional, organisasi harus mampu beradaptasi dengan budaya orang lain dan menghargai
keragaman ini. Memahami budaya orang lain akan membantu organisasi menjalin hubungan yang baik dengan mitra bisnis, pelanggan, dan karyawan di negara lain.

Selain budaya, praktik bisnis juga berbeda di setiap negara. Misalnya, gaya negosiasi, etika bisnis, dan metode penyelesaian konflik dapat berbeda di setiap negara. Untuk beroperasi dengan baik dan menghindari konflik atau kesalahpahaman, organisasi harus memahami praktik bisnis di negara tujuan.

Kebijakan dan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah setiap negara juga memiliki dampak yang signifikan terhadap operasi bisnis di tingkat global. Organisasi harus mematuhi peraturan perdagangan, investasi, pajak, dan ketenagakerjaan di negara tempat mereka beroperasi. Organisasi dapat menghindari masalah hukum dan mematuhi peraturan yang berlaku dengan memiliki pemahaman yang baik tentang peraturan ini. 

Terakhir, organisasi harus mengetahui tren ekonomi regional dan global. Keputusan dan rencana bisnis dapat dipengaruhi oleh hal-hal seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, nilai tukar mata uang, dan kebijakan perdagangan internasional.

Organisasi dapat mengatasi tantangan lintas budaya, mematuhi peraturan internasional, dan menemukan peluang pasar baru dengan memahami lingkungan internasional. Hal ini akan membantu perusahaan meningkatkan daya saingnya dan berhasil di pasar global.

1. Lingkungan Internasional
    Lingkungan internasional dapat menjadi peluang sekaligus tantangan atau ancaman bagi kegiatan perusahaan. Sebuah perusahaan perlu memahami lingkungan internasional, terutama jika perusahaan tersebut beroperasi dalam jangka waktu panjang, dimana perubahan ke arah kompetensi global akan semakin dirasakan sebagai sebuah kenyataan yang tidak dapat ditolak.

2. Berbagai Bentuk Kegiatan Bisnis Internasional
  • Kegiatan Ekspor-Impor, pasar produk (product market)
  • Lisensi (lisencing)
  • Partner Strategis
  • Investasi Langsung, diantara-Nya melalui berupa pendirian anak cabang perusahaan di berbagai negara (subsidiaries).
3. Faktor-faktor Terkait dalam Bisnis Internasional
    a. Kontrol dalam perdagangan internasional
  • Ada dua jenis kontrol perdagangan internasional yang biasanya dilakukan oleh setiap negara, yaitu : Kuota (Pembatasan jumlah barang yang diperjualbelikan secara internasional) dan Tarif (Pembebanan pajak kepada setiap barang yang di ekspor maupun impor).
    b. Komunitas ekonomi internasional
  • Kelompok yang terdiri dari berbagai negara yang bersepakat untuk mengurangi kendala-kendala dalam perdagangan internasional, contohnya: NAFTA, AFTA dan lain sebagainya.
    c. Perbedaan budaya antarnegara
  • Perusahaan perlu memahami adanya perbedaan budaya di setiap lingkungan yang berbeda, apalagi di lingkungan internasional, maka perusahaan perlu mengetahui bagaimana cara beradaptasi dan mengetahui kebiasaan masyarakat di tempat negara yang berbeda.

Budaya Organisasi dan Kegiatan Bisnis
Bagian penting dari operasi bisnis adalah budaya organisasi. Budaya organisasi terdiri dari norma, nilai, keyakinan, dan perilaku yang dianut oleh anggota organisasi. Budaya organisasi memengaruhi operasinya, pengambilan keputusan, dan interaksi dengan pemangku kepentingan internal dan eksternal.

Sangat penting untuk memahami budaya perusahaan untuk menjamin hasil yang baik dan menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan. Budaya yang kuat dan positif dapat meningkatkan produktivitas, menumbuhkan kepercayaan, dan mendorong kolaborasi di antara karyawan. Sebaliknya, budaya yang tidak sehat atau negatif dapat menurunkan moral, menghambat kreativitas, dan menyebabkan konflik internal.

Salah satu komponen penting dalam budaya organisasi adalah nilai-nilai inti yang dianut, yang merupakan prinsip-prinsip yang dipegang teguh oleh organisasi dan berfungsi sebagai pedoman untuk perilaku dan pengambilan keputusan. Nilai-nilai seperti tanggung jawab sosial, inovasi, integritas, atau pelayanan prima dapat menjadi bagian dari nilai-nilai inti ini.

Simbol-simbol, ritual, dan tradisi yang ada juga dapat menunjukkan budaya organisasi. Logo, acara tahunan, dan gaya berpakaian dapat mencerminkan budaya organisasi.

Sangat penting untuk melakukan observasi dan analisis mendalam untuk memahami secara menyeluruh budaya organisasi. Pemimpin organisasi sangat penting dalam membangun dan mempertahankan budaya perusahaan. Mereka harus menjadi contoh yang baik dan menerapkan prinsip-prinsip inti dalam setiap keputusan dan tindakan mereka.

Dengan memahami budaya organisasi, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif, meningkatkan kinerja karyawan, dan membangun hubungan yang kuat dengan pemangku kepentingan eksternal. Pada akhirnya, ini akan mendukung keberhasilan dan keberlanjutan perusahaan dalam jangka panjang.

Budaya menunjukkan gambaran atau ciri suatu kelompok tertentu di tengah-tengah masyarakat dalam melaksanakan aktivitas dan memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Di suatu Negara tertentu juga terdapat kelompok-kelompok tertentu yang memiliki budaya berbeda, itulah yang disebut sebagai sub-budaya. Hal yang sama sebuah organisasi mempunyai budaya yang disebut sebagai budaya organisasi. Budaya organisasi adalah suatu sistem yang merupakan bagian dari kepercayaan dan nilai-nilai yang dapat membentuk dan menunjukkan perilaku para anggotanya.

Schien (2004) mendefinisikan budaya organisasi adalah sebuah pola asumsi dasar yang dapat dipelajari oleh sebuah organisasi dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya dari penyesuaian dir eksternal dan integrasi internal, telah bekerja dengan baik dan dianggap berharga, oleh karena itu di ajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar untuk menyadari berpikir, dan merasakan dalam hubungan untuk masalah tersebut.

Robins (2002) mengungkapkan bahwa budaya organisasi merujuk kepada suatu sistem pengertian bersama yang dipegang oleh anggota-anggota organisasi, yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya. Berdasarkan pengertian tersebut ada karakter tertentu yang dimiliki suatu organisasi sehingga membedakan suatu organisasi dengan organisasi lainnya.
Karakteristik tersebut dibagi dalam beberapa tingkat yaitu:
Inovasi dalam pengambilan risiko
Perhatian terhadap detail
Orientasi terhadap hasil
Orientasi kepada individu
Orientasi terhadap kelompok
Agresivitas 7.Stabilitas
Karakteristik-karakteristik tersebut merupakan nilai (value) bagi suatu organisasi.

Kreitner dan Kinicki (2001) mengatakan budaya organisasi adalah suatu wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implicit oleh kelompok dan menentukan bagaimana kelompok tersebut merasakan, pikiran, dan bereaksi terhadap lingkungannya yang ragam. Berdasarkan pengertian tersebut budaya organisasi memiliki tiga karakteristik antara lain:
  • Budaya organisasi diberikan kepada karyawan baru melalui proses sosialisasi.
  • Mempengaruhi perilaku karyawan di tempat kerja, dan. Berlaku pada dua tingkat yang berbeda, masing-masing tingkat beragam dalam kaitannya dengan pandangan keluar dan kemampuan bertahan terhadap perubahan.

Budaya organisasi dapat dilihat secara jelas (concrete) dan yang lebih abstrak. Budaya organisasi yang secara konkret wujudnya dapat dilihat secara jelas sedangkan budaya organisasi yang bersifat abstrak budaya merefleksikan pada nilai-nilai (volves) dan keyakinan (belief) yang dimiliki para anggota organisasi.

Penutup
Organisasi harus mampu menyesuaikan diri dengan cepat dengan lingkungan bisnis yang dinamis dan tersebar di seluruh dunia. Untuk menghadapi kesulitan dan memanfaatkan peluang yang ada, penting untuk memahami lingkungan organisasi secara keseluruhan, serta budayanya.

Pemahaman yang mendalam tentang lingkungan internal, yang mencakup budaya, struktur, sumber daya manusia, dan proses bisnis, akan membantu organisasi dalam menentukan peluang dan ancaman bagi bisnisnya. Di sisi lain, pemahaman yang mendalam tentang lingkungan eksternal, yang mencakup faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi, dan lingkungan alam, akan membantu organisasi dalam menentukan kekuatan dan kelemahan internalnya.

Organisasi bisnis harus memahami konteks globalisasi, yang mencakup peraturan, praktik bisnis, perbedaan budaya, dan tren ekonomi dari berbagai negara. Memahami konteks ini membantu mereka menemukan peluang pasar baru, mengatasi masalah lintas budaya, dan mematuhi peraturan internasional yang berlaku.

Bisnis juga sangat bergantung pada budaya organisasi. Budaya yang kuat dan positif dapat meningkatkan produktivitas, membangun kepercayaan, dan mendorong kolaborasi. Pemimpin perusahaan bertanggung jawab untuk membentuk dan memperkuat budaya ini.

Organisasi yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor ini dapat membuat keputusan yang tepat, membuat strategi yang efektif, dan mencapai keberhasilan jangka panjang. Organisasi yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan di dalam dan di luar, serta memiliki budaya organisasi yang kuat, akan memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan bisnis yang tersebar di seluruh dunia.

Referensi
  1. Arifin, Z. (2016). Budaya Organisasi dan Lingkungan Kerja dalam Perspektif Organisasi. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti.
  2. Lubis, A. N. (2019). Manajemen Strategik dalam Menghadapi Lingkungan Bisnis yang Dinamis. Yogyakarta: Penerbit Andi.
  3. Mulyadi, D. (2015). Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik. Bandung: Penerbit Alfabeta.
  4. Ismail, N. (2018). Analisis Lingkungan Bisnis. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
  5. Prasetyo, P. E. (2017). Manajemen Strategi: Memahami Lingkungan Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi.
  6. Sulistyani, A. T. (2019). Lingkungan Bisnis: Perspektif Teori dan Kasus. Bandung: Penerbit Alfabeta.
  7. Wijayanto, D. (2012). Pengantar Manajemen. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
  8. Supriyanto, A.S. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia dan Lingkungan Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi.
  9. Suryadharma, A. (2018). Analisis Lingkungan Bisnis. Depok: Penerbit Rajawali Pers.
  10. Yuniarsih, T. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia: Teori, Aplikasi, dan Isu Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta.
  11. Mardiyah, A. A., & Purwanto, A. (2018). Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal dalam Merumuskan Strategi Bisnis. Jurnal Administrasi Bisnis, 56(1), 101-109.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Strategi Bisnis Perusahaan

Konsep Dasar Manajemen: Fondasi Utama dalam Kesuksesan Organisasi

Pentingnya Struktur Organisasi dalam Mendorong Kinerja Organisasi