Perkembangan Ilmu Manajemen
Perkembangan Ilmu Manajemen
Latar belakang
Ilmu Manajemen merupakan disiplin ilmu dengan sejarah panjang yang berkembang seiring dengan perkembangan
kebutuhan organisasi dan pasar. Untuk
memahami betapa pentingnya ilmu manajemen dalam konteks saat ini, penting untuk
mengkaji latar belakang dan sejarah perkembangannya. Latar belakang sejarah
ilmu manajemen dirinci sebagai berikut:
Jaman Kuno hingga Abad Pertengahan
· Jaman Kuno : Praktik manajemen telah ada sejak zaman kuno, khususnya di organisasi pemerintahan dan militer seperti Mesir kuno, Romawi, dan Cina kuno.
· Manajemen Sumber Daya: Jaman kuno mengacu pada praktik manajemen pengelolaan sumber daya manusia, keuangan, dan fisik untuk mencapai tujuan organisasi.
Abad Pencerahan dan Revolusi Industri
· Pemikiran Awal: Ide awal tentang manajemen muncul pada abad ke-18, khususnya dengan terjadinya Revolusi Industri di Inggris.
· Pemikiran Pionir: Tokoh-tokoh seperti Adam Smith, Jeremy Bentham, dan Charles Babbage memberikan pemikiran ekonomi dan manajemen yang menjadi dasar praktik manajemen modern.
Abad ke-19 dan Perkembangan Teori Manajemen
· Teori Manajemen Klasik: Kemunculan teori manajemen klasik dimulai pada abad ke-19 melalui Frederick W. Taylor, Henri Fayol, dan Max Weber.
· Kontribusi Pionir: Taylor memperkenalkan manajemen ilmiah, Fayol mengembangkan prinsip-prinsip manajemen, dan Weber mengembangkan teori birokrasi sebagai dasar manajemen modern.
· Perkembangan Aliran Baru: Abad ke-20 merupakan era berkembangnya berbagai aliran dan teori manajemen baru, seperti manajemen kontemporer, manajemen kualitas total, dan manajemen inovasi.
· Tantangan Globalisasi: Di era globalisasi dan teknologi informasi, manajemen menghadapi tantangan baru yang memerlukan adaptasi dan inovasi dalam praktik manajemen.
Memahami konteks sejarah ilmu manajemen menunjukkan bagaimana konsep dan
praktik manajemen telah berkembang dari waktu ke waktu dan pentingnya memahami
akar sejarah ini dalam konteks peningkatan kinerja saat ini. Sejarah ilmu manajemen memberikan
landasan yang kokoh bagi pengembangan ilmu dan praktik manajemen yang relevan
dan efektif dalam mengelola perubahan dan kompleksitas lingkungan bisnis yang
terus berkembang.
Pembahasan
Pionir Robert Owen dan Charles Babbage dalam Ilmu Manajemen
Robert Owen (1771-1858)
· Pemikiran Sosial dan Kesejahteraan Karyawan: Owen adalah seorang pemikir sosial dan dikenal sebagai pionir gerakan kesejahteraan karyawan. Ia percaya bahwa kesejahteraan karyawan berdampak positif pada produktivitas dan semangat kerja.
· Eksperimen di New Lanark : Owen menerapkan kebijakan kesejahteraan karyawan di Pabrik Tekstil New Lanark miliknya, termasuk memberikan pendidikan bagi anak-anak pekerja, perumahan yang layak, dan kondisi kerja yang manusiawi.
· Dampak terhadap Manajemen Sosial : Kontribusi Owen membuka jalan bagi berkembangnya manajemen sosial, yang menekankan kepentingan dan kesejahteraan karyawan sebagai aspek penting dalam mengelola organisasi.
Charles Babbage (1791-1871)
· Teori Organisasi dan Pengukuran Kinerja: Babbage dikenal sebagai penemu mesin hitung dan kontributor teori organisasi dan pengukuran kinerja.Ia mengembangkan konsep untuk struktur organisasi yang efisien dan penggunaan data untuk meningkatkan produktivitas.
· Ekonomi Mesin dan Manufaktur: Dalam bukunya, Babbage membahas pentingnya manajemen tenaga kerja, efisiensi produksi, dan pengukuran kinerja sebagai faktor kunci kesuksesan bisnis.
· Dampak terhadap manajemen operasi: Kontribusi Babbage dalam menggabungkan konsep teknologi dan manajemen operasional telah memberikan dasar bagi pengembangan sistem pengukuran kinerja dan manajemen operasional di era industrial.
Perbandingan dan Kesimpulan
· Kesejahteraan vs Efisiensi: Owen berfokus pada kesejahteraan karyawan dan keberlanjutan sosial, sementara Babbage berfokus pada efisiensi operasional dan pengukuran kinerja.
· Pengaruh pada Ilmu Manajemen : Owen berkontribusi pada pengembangan manajemen sosial dan pertimbangan kesejahteraan karyawan, dan Babbage berkontribusi pada pengembangan manajemen operasional dan penggunaan data untuk meningkatkan efisiensi.
· Pentingnya Pendekatan Holistik: Pertimbangan Owen dan Babbage merupakan pendekatan holistik dalam manajemen yang mengintegrasikan aspek sosial, operasional, dan teknologi untuk mencapai tujuan organisasi secara seimbang.
Tiga Kelompok Pemikiran dalam Ilmu Manajemen
1.
Kelompok
Pemikiran Klasik
·
Pendekatan
rasional dan formal: Aliran klasik menekankan
struktur formal suatu organisasi, fungsi manajemen yang jelas, dan
prosedur operasi standar yang ditetapkan
dengan baik.
·
Tokoh
Utama: Frederick W. Taylor, Henri Fayol, dan Max Weber memelopori kelompok ini
dengan konsep manajemen ilmiah, prinsip dasar manajemen, dan teori birokrasi.
·
Tujuan:
Meningkatkan efisiensi, stabilitas, dan struktur organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi secara terorganisir dan sistematis.
2.
Kelompok
Pemikiran Neoklasik
·
Pendekatan
humanistik dan perilaku: Kelompok pemikiran neoklasik menekankan aspek kemanusiaan dalam manajemen, seperti
motivasi karyawan, kepemimpinan, komunikasi, dan dinamika kelompok.
·
Tokoh
Utama: Mary Parker Follett, Elton Mayo, dan Douglas McGregor adalah perwakilan
utama kelompok ini dengan konsep manajemen yang manusiawi, eksperimen
Hawthorne, dan teori X dan Y.
·
Tujuan:
Menciptakan lingkungan kerja yang memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan
karyawan untuk meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja.
3.
Kelompok
Pemikiran Kontemporer
·
Pendekatan
Sistemik dan Kontekstual: Kelompok pemikiran kontemporer menekankan kompleksitas organisasi dalam konteks global
yang dinamis di mana interaksi antara bagian-bagian organisasi dan
lingkungannya merupakan hal yang sentral.
·
Tokoh
Utama : Peter Drucker, W. Edwards Deming, dan Henry Mintzberg berkontribusi pada kelompok ini dengan konsep
manajemen berorientasi tujuan, manajemen kualitas total, dan teori konstruk.
· Tujuan: Mengintegrasikan aspek strategis, struktural, budaya, dan teknologi ke dalam kepemimpinan organisasi untuk memungkinkan organisasi beradaptasi dan berkembang dalam zaman yang kompleks dan berubah dengan cepat.
12 Prinsip-prinsip Efisiensi Menurut Harrington Emerson
1. Pandanglah manusia sebagai aset terbesar Anda.
Keterangan: Pandanglah manusia sebagai aset berharga yang perlu dipupuk dan dikembangkan.
Konsep: Berinvestasi dalam pengembangan karyawan meningkatkan motivasi dan kinerja.
2. Mempertahankan Standar Tinggi.
Keterangan: Menetapkan standar kinerja tinggi untuk mencapai hasil terbaik.
Konsep: Standar yang tinggi mendorong karyawan untuk mencapai potensi penuh mereka.
3. Mendorong Kolaborasi dan Kerjasama.
Keterangan : Mendorong kerjasama tim dan kolaborasi antar departemen.
Konsep: Kolaborasi yang efektif meningkatkan komunikasi dan efisiensi dalam suatu organisasi.
4. Memberikan Kemandirian dan Kreativitas.
Keterangan : Memberikan kebebasan kepada karyawan untuk mengekspresikan ide dan kreativitasnya.
Konsep: Otonomi yang diberikan dapat meningkatkan daya inovatif dan motivasi karyawan.
5. Penggunaan Teknologi yang Sesuai.
Keterangan : Menggunakan teknologi tepat guna dan efisien untuk menunjang proses kerja.
Konsep: Teknologi yang tepat meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
6. Mengutamakan pelatihan dan pengembangan.
Keterangan: Memberikan pelatihan dan pengembangan karyawan secara berkelanjutan.
Konsep: Karyawan yang terlatih merupakan aset berharga dalam mencapai tujuan perusahaan.
7. Menyediakan Sumber Daya dan Fasilitas Optimal.
Keterangan : Memastikan pegawai mempunyai sumber daya dan fasilitas optimal dalam melaksanakan pekerjaannya.
Konsep: Lingkungan kerja yang mendukung dapat meningkatkan kinerja dan kesejahteraan karyawan.
8. Alur Kerja dan Optimasi Sistem.
Keterangan: Terus mengevaluasi dan meningkatkan alur
kerja Anda untuk mencapai efisiensi maksimum.
Konsep:
Meningkatkan efisiensi bisnis dengan meningkatkan proses bisnis.
9. Menegakkan Prinsip-prinsip Manajemen yang Konsisten.
Keterangan: Memperkenalkan prinsip-prinsip manajemen yang konsisten dan jelas dalam organisasi Anda.
Konsep: Penerapan prinsip-prinsip manajemen secara konsisten menciptakan budaya kerja yang efektif.
10. Mengukur Kinerja dan Menyusun Rencana Perbaikan.
Keterangan : Melakukan pengukuran kinerja secara berkala dan menyusun rencana perbaikan berdasarkan analisis data.
Konsep: Pengukuran kinerja yang akurat membantu meningkatkan proses dan mencapai tujuan.
11. Membangun Komunikasi yang Efektif.
Keterangan: Mendorong komunikasi yang terbuka dan efektif di seluruh tingkat organisasi.
Konsep: Komunikasi yang baik meningkatkan koordinasi dan kolaborasi antar unit kerja.
12. Mengutamakan Efisiensi dan Efektivitas.
Keterangan : Mengutamakan efisiensi penggunaan sumber daya dan efektivitas dalam mencapai tujuan organisasi.
Konsep: Kombinasi efisiensi dan efektivitas merupakan kunci keberhasilan pengelolaan.
Fungsi-fungsi Manajemen Menurut Henri Fayol
Seorang tokoh manajemen terkemuka, Henri Fayol mengidentifikasi lima fungsi
dasar manajemen yang menjadi dasar praktik manajemen yang efektif. Di bawah ini
penjelasan detail mengenai fungsi-fungsi manajemen oleh Henri Fayol.
1.
Perencanaan.
Keterangan: Menetapkan tujuan, mengidentifikasi tindakan
yang diperlukan, dan mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
Kontribusi: Perencanaan membantu mengarahkan dan
memprioritaskan pekerjaan serta mengoptimalkan penggunaan sumber daya untuk
mencapai tujuan organisasi.
2.
Pengorganisasian.
Keterangan: Menetapkan struktur organisasi, menetapkan
tanggung jawab dan wewenang, serta menciptakan tim kerja yang efektif.
Kontribusi: Perorganisasian merupakan landasan efisiensi operasional dan koordinasi antar
bagian dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
3.
Pengarahan.
Keterangan: Menginstruksikan, mengarahkan, dan memotivasi
karyawan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan perusahaan.
Kontribusi: Pengarahan membantu memastikan bahwa setiap karyawan memahami
peran dan tanggung jawabnya dan bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan
bersama.
4.
Pengendalian.
Keterangan: Memantau kinerja, mengevaluasi hasil, dan
mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk memastikan tujuan tercapai.
Kontribusi: Pengendalian adalah mekanisme untuk mengukur
kinerja, mengidentifikasi perbedaan antara hasil yang diharapkan dan hasil
aktual, dan menyesuaikan tindakan untuk meningkatkan kinerja.
5.
Koordinasi.
Keterangan : Mengintegrasikan kegiatan dan sumber daya secara seimbang
untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif.
Kontribusi: Koordinasi membantu menghindari duplikasi kegiatan, meningkatkan sinergi antar bagian organisasi, dan mencapai hasil yang konsisten dan harmonis.
Menurut Henri Fayol, fungsi manajemen merupakan landasan penting bagi
kegiatan manajerial yang efektif dan efisien. Dengan memahami dan menerapkan
kemampuan ini secara komprehensif, manajer dapat mengelola organisasinya dengan
lebih baik dan berhasil mencapai tujuan organisasi.
Teori Manajemen Kontemporer
Teori Manajemen Kontemporer adalah suatu pendekatan ilmu manajemen yang menekankan kompleksitas
dan dinamika organisasi di era modern yang penuh tantangan. Di bawah ini
penjelasan rinci tentang teori manajemen modern.
1.
Manajemen
Berbasis Sumber Daya Manusia (SDM).
Keterangan: Suatu pendekatan yang memandang pegawai
sebagai elemen kunci dalam mencapai tujuan organisasi.
Kontribusi: HRM berfokus pada pengembangan,
kesejahteraan, dan motivasi karyawan untuk mencapai kinerja optimal.
2.
Total
Quality Management (TQM).
Keterangan: Filosofi manajemen yang berfokus pada
peningkatan kualitas produk, proses, dan layanan secara terus-menerus.
Kontribusi: TQM mendorong partisipasi seluruh anggota
organisasi dalam upaya meningkatkan kualitas dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
3.
Manajemen
Inovasi.
Keterangan: Suatu pendekatan untuk menumbuhkan
kreativitas, mengembangkan ide-ide baru, dan menerapkan inovasi dalam suatu
organisasi.
Kontribusi: Manajemen inovasi membantu perusahaan beradaptasi dengan perubahan pasar dan teknologi serta menciptakan keunggulan kompetitif.
4.
Manajemen
Krisis.
Keterangan: Strategi menghadapi situasi krisis dan
bencana yang dapat mempengaruhi kelangsungan operasional organisasi.
Kontribusi: Manajemen krisis membantu organisasi
merespons situasi darurat atau bencana dan mengurangi dampaknya untuk
meminimalkan kerugian.
5.
Manajemen
Perubahan.
Keterangan: Suatu pendekatan untuk mengelola perubahan
organisasi dengan mengidentifikasi, merencanakan, melaksanakan, dan memantau
perubahan yang diperlukan.
Kontribusi: Manajemen perubahan membantu organisasi beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dan memastikan keberhasilan transformasi organisasi.
Teori manajemen kontemporer mengakui kompleksitas dan dinamika organisasi yang semakin kompleks dan berubah semakin cepat di era globalisasi dan teknologi. Dengan menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat, para manajer dapat mengelola organisasinya secara efektif dan mengatasi tantangan yang ada dengan lebih baik. Memahami dan menerapkan teori manajemen modern dapat membantu perusahaan menjadi lebih kompetitif, fleksibel, dan berkelanjutan dalam menghadapi dinamika bisnis yang terus berkembang.
Penutup
Sejarah ilmu manajemen merupakan sejarah evolusi konsep-konsep manajemen dari masa ke masa, berkembang seiring dengan perubahan zaman dan kebutuhan organisasi yang semakin kompleks. Bab terakhir ini merangkum sejarah administrasi bisnis dan menarik kesimpulan darinya.
Evolusi Konsep Manajemen.
1. Dari zaman kuno hingga abad ke-21, konsep manajemen telah mengalami
berbagai transformasi dan inovasi akibat pengaruh perkembangan teknologi,
ekonomi, dan sosial.
2. Pemikiran para pionir seperti Frederick W. Taylor, Henri Fayol, dan Max Weber menjadi landasan konsep manajemen klasik yang menjadi landasan praktik manajemen modern.
Relevansi Sejarah Ilmu Manajemen.
1. Memahami konteks sejarah ilmu manajemen adalah kunci untuk mengenali
akar pemikiran dan praktik manajemen yang efektif.
2. Sejarah ilmu manajemen memberikan wawasan mengenai perkembangan teori dan praktik manajemen yang dapat diterapkan dalam manajemen organisasi saat ini.
Tantangan dan Peluang Saat Ini.
1. Saat ini menghadirkan tantangan baru bagi para praktisi manajemen dan
akademisi untuk terus berinovasi dan
beradaptasi terhadap perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan kompleks.
2. Teknologi, globalisasi, dan tren pasar merupakan faktor pendorong berkembangnya teori dan praktik manajemen responsif dan adaptif.
Kesimpulan
Sejarah ilmu manajemen mencerminkan perkembangan konsep-konsep manajemen
yang berkembang sesuai dengan
perkembangan organisasi dan tuntutan zaman. Pemahaman mendalam tentang sejarah
ilmu manajemen memungkinkan para praktisi dan akademisi menerapkan
konsep-konsep yang relevan dan efektif untuk memimpin organisasi modern.
Sejarah ilmu manajemen memberikan landasan yang kokoh bagi perkembangan ilmu
dan praktik manajemen yang ditujukan untuk keberhasilan organisasi.
Dengan melihat kembali sejarah ilmu manajemen, kita dapat mengambil
inspirasi dan pelajaran berharga untuk
mengembangkan diri dan organisasi kita serta menghadapi tantangan dan
peluang saat ini. Dengan menghormati akar sejarah ilmu manajemen, kita dapat
bergerak maju dengan visi yang jelas untuk kesuksesan dan keberlanjutan bisnis
di masa depan.
Referensi:
Daft, R.L., & Marcic, D. (2009). Understanding Management. Cengage
Learning.
Wren, D.A., & Bedeian, A.G. (2009). The Evolution of Management
Thought. John Wiley & Sons.
Emerson, H. (1912). Efficiency as a Basis for Operation and Wages.
Engineering Magazine.
Fayol, H. (1949). General and Industrial Management. Institute of
Administrative Management.
Tushman, M.L., & O'Reilly, C.A. (1996). Winning Through Innovation: A
Practical Guide to Leading Organizational Change and Renewal. Harvard Business
Press.
Komentar
Posting Komentar